Selasa, 18 September 2012

Pro Kontra Food Combining

Tentang Teori Food Combining

Adalah ahli bedah kenamaan AS, Dr. William Howard Hay, yang mempopulerkan food combining secara ilmiah ke tengah masyarakat luas pada tahun 1920-an. Ia melakukannya sesudah terbebas dari beragam penyakit kronis yang dideritanya selama bertahun-tahun setelah ia menjalankan pola makan food combining selama 3 bulan. Selain tidak lagi menderita penyakit ginjal kronis, tekanan darah tinggi, dan pembengkakan jantung, seperempat bagian berat badan Dr. Hay yang hampir mencapai 100 kg ikut susut. Sejak itu, pola makan  food combining yang diperkenalkannya dikenal sebagai Hay System Diet, alias Pola Makan (Sehat) Menurut Hay. 

Pada dasarnya, inti dari food combining mencakup empat hal. Pertama, kita disarankan mengkonsumsi makanan segar dan alami, serta menjauhi makanan yang telah diproses. Sayuran dan buah segar menjadi bagian utama menu sehari-hari. Yang tidak disarankan adalah makanan olahan, karena tidak lagi alami. Seperti makanan kalengan, makanan awetan (sawi asin, manisan buah, abon), dan makanan mengandung food additives (MSG, pewarna sintetis). Kecuali tempe dan yogurt, karena kandungan senyawa fitokimiawinya justru menjadi makin kaya setelah mengalami proses pengolahan. 

Kedua, food combining menegaskan pentingnya menyantap kombinasi makanan mengikuti siklus alami metabolisme tubuh. Berbeda dari kebiaasan selama ini yang hanya mementingkan mendapatkan energi dari asupan makanan, dengan makan semuanya sekaligus secara campur aduk. 

Sejak pukul 04.00 dini hari hingga 12.00 tengah hari, tubuh giat membuang sampah makanan. Sebagian besar energi tubuh terpakai untuk melakukan proses tersebut. Santap buah-buahan segar atau minum jus buah segar tanpa tambahan apapun sebagai menu sarapan maupun kudapan sepanjang rentang waktu tersebut. Selain tidak butuh proses pencernaan lama (10 - 45 menit).

Pukul 12.00- 20.00 merupakan rentang waktu bagi tubuh untuk menjalankan fungsi mencerna makanan. Inilah saat paling tepat untuk mengisi perut dengan makanan yang proses cernanya berat dan lama, yakni sumber karbohidrat, sumber protein (hewani maupun nabati), dan sayuran. Waktu cerna karbohidrat 3 jam, protein 4 jam, dan sayuran 2 jam. Sementara waktu cerna lemak 6 - 8 jam. Karena itu, lemak sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas, agar tidak mengganggu proses pencernaan makanan lain yang waktu cernanya lebih singkat. 

Namun mengingat proses pencernaan makanan paling efektif akan berakhir pukul 20.00, makan malam hendaknya sudah selesai satu jam sebelumnya. Agar pada pukul 20.00 malam hingga 04.00 dini hari, tubuh dapat menjalankan fungsi penyerapan sari makanan dengan baik.

Ketiga, food combining mementingkan keseimbangan asam-basa tubuh. Kesimpulan serangkaian penelitian menyebutkan proses pencernaan makanan berjalan paling efektif jika jaringan tubuh dan darah (bukan lambung) dalam kondisi netral cenderung basa, dengan pH 7,35 - 7,45. Jika tubuh dalam kondisi asam, kita menjadi mudah kembung dan diare.

Keempat, food combining tidak memerlukan takaran konsumsi makanan. Kita bisa makan dalam jumlah lebih bebas, sejauh kombinasinya serasi. 

sumber: sehat dan segar dari alam


Kata dr. Samuel Oetoro MS, SpGK



sumber: Youtube

Tidak ada komentar:

Posting Komentar