Jumat, 14 Oktober 2011

Konsumsi Sayur dan Buah Kurangi Efek Gen Penyakit Jantung

Mengonsumsi buah dan sayur diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Ternyata ada manfaat lainnya yaitu bisa menghentikan efek gen yang berpengaruh dalam serangan jantung.

Berdasarkan studi diketahui bahwa risiko penyakit dan serangan jantung akan meningkat jika seseorang memiliki gen 9p21 di dalam tubuhnya. Gen ini biasanya diturunkan dari orangtua atau turunan sebelumnya.

Seseorang biasanya beranggapan faktor gen ini sulit untuk dimodifkasi. Tapi ternyata dengan mengonsumsi sayur dan buah seseorang bisa mengurangi risiko terkena penyakit jantung meskipun memiliki gen tersebut.


"Hasil ini menjadi kejutan bahwa diet yang sehat secara signifikan bisa melemahkan pengaruh dari gen 9p21 terhadap risiko penyakit jantung," ujar Dr Jamie Engert dari McGill University di Kanada, seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Jumat (14/10/2011).

Hasil studi yang dilaporkan dalam jurnal PLoS Medicine ini menemukan bahwa efek dari gen berisiko tinggi bisa dikurangi dengan konsumsi diet tinggi atau lebih dari 5 porsi buah-buahan dan sayuran.

Studi ini melibatkan 27.000 orang yang memiliki gen 9p21 dan berasal dari 5 etnis yaitu Eropa, Asia Selatan, China, Amerika Latin dan Arab untuk melihat efek konsumsi buah dan sayur terhadap gen 9p21.

Hasil yang didapatkan adalah partisipan dengan gen 9p21 yang mengonsumsi sayur dan buah memiliki risiko serangan jantung yang sama dengan orang berisiko rendah atau dengan orang yang tidak memiliki gen tersebut.

Meski begitu peneliti akan melakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi antara gen 9p21 dengan sayur dan buah yang dikonsumsi dalam menurunkan risiko penyakit jantung.
Source : detikhealth.com

Selasa, 11 Oktober 2011

Bukan Sekadar Kurang atau Lebih Yodium

Banyak penyebab terjadinya gangguan pada tiroid. Yang jelas ada dua jenis gangguan tiroid: kelebihan produksi kelenjar tiroid atau hipertiroid; atau akibat kekurangan kelenjar tiroid alias hipotiroid. Nah, dua gangguan tiroid tersebut bisa terjadi karena faktor dari luar tubuh di samping faktor dari dalam tubuh.

Dari dalam tubuh, misalnya, gangguan ini bisa terpicu penyakit Grave. Ini adalah penyakit karena kelenjar tiroid mengalami rangsangan berlebihan sehingga penderitanya mengalami pembesaran kelenjar gondok (goiter). Rangsangan yang berlebihan itu bisa disebabkan stres atau konsumsi rokok berlebihan.
Karena rangsangan berlebihan, produksi kelenjar tiroid pun menjadi berlebihan juga alias terjadi hipertiroid. Grave dikategorikan sebagai gangguan yang disebabkan karena faktor dari dalam tubuh.
Penyakit yang disebabkan karena faktor dari dalam tubuh lainnya adalah tiroiditis. Penyakit ini terjadi karena radang di kelenjar gondok. Radang inilah yang memicu pelepasan hormon berlebihan (hipertiroid). Radang ini bisa disebabkan infeksi virus atau bakteri di tiroid.
Sedangkan gangguan tiroid karena faktor dari luar tubuh adalah Toxic Nodul Goiter. “Ini bisa terjadi ketika yodium dikonsumsi terlalu banyak dan menjadi racun bagi tubuh,” kata Mulyadi Tedjapranata, Direktur Medizone Clinic, Jakarta Selatan. Untuk penyembuhannya, penderita hipertiroid tidak sekadar harus membatasi asupan yodium. Namun, harus disertai obat-obatan bahkan operasi.
Untuk penyakit karena kekurangan asupan tiroid atau hipotiroid, kebanyakan terjadi karena kekurangan asupan yodium dalam tubuh. Namun, hipotiroid juga bisa terjadi karena ada gangguan dari dalam tubuh. Misalnya, hipotiroid karena bawaan lahir. Biasanya, gejala hipotiroid ini sudah terlihat ketika masih bayi.
Nah, selain beberapa penyakit itu, gangguan tiroid juga bisa terjadi bukan karena kelebihan atau kekurangan tiroid, tetapi saat tiroid dalam keadaan normal. Contoh yang paling gampang untuk gangguan ini adalah kanker tiroid.
Asrul Hasral, dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat, bilang, hipertiroid dan hipotiroid tidak menyebabkan terjadinya kanker. Namun, sebaliknya, kanker tiroid bisa menyebabkan hipertiroid dan hipotiroid.
Penyebab kanker tiroid sama seperti penyebab kanker pada umumnya. “Sel kanker bisa muncul karena orang I tersebut terpapar radiasi, bahan kimia, juga bawaan (bakat),” tutur dia.
Ciri kanker ini adalah munculnya benjolan, tetapi berbeda bentuk dengan pembengkakan kelenjar tiroid. Jika menemukan benjolan yang tidak pada tempatnya, Asrul menyarankan penderitanya memeriksakan diri ke dokter dengan segera. (Kontan/Sanny Cicilia Simbolon)

Source : ilmagizone.org

Vitamin C dari Buah Lebih Mudah Diserap Daripada Suplemen

Suplemen memang memberikan kemudahan untuk mendapatkan vitamin C dalam dosis tinggi. Namun mendapatkan vitamin C langsung dari buah segar lebih dianjurkan, karena lebih mudah diserap dan mampu bertahan lebih lama di dalam tubuh.

Selain itu, makan buah juga memberikan manfaat yang lebih banyak dibanding minum suplemen karena buah tidak hanya mengandung vitamin C. Di samping vitamin, buah-buahan mengandung serat dan senyawa fitokimia lainnya yang penting bagi tubuh.



Pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK menyampaikan hal itu dalam media workshop di Restoran Merah Delima, Kebayoran Baru, Selasa (3/5/2011), yang diselenggarakan oleh pemasar buah Kiwi asal Selandia Baru, Zespri (R).

"Untuk bisa diserap oleh tubuh, vitamin C butuh lingkungan yang mendukung. Buah memiliki lingkungan semacam itu karena mengandung komponen lain seperti serat dan berbagai fiktokimia," ungkap Dr Fiastuti.

Sebuah eksperimen pada mencit yang dilakukan para ilmuwan di Otago University menunjukkan, vitamin C dari buah bisa diserap 5 kali lebih cepat dibanding suplemen vitamin C. Bioavailibilitas atau kadar vitamin C di dalam tubuh juga bertahan lebih lama ketika diberikan dalam bentuk buah.

Dalam penelitian tersebut, buah yang digunakan adalah buah Kiwi atau Chinese Gooseberry. Dibandingkan jenis buah lainnya, Kiwi termasuk jenis buah dengan kandungan vitamin C paling tinggi yakni 105,4 mg dalam tiap 100 g daging buah yang siap dimakan (edible flesh).

Di dalam tubuh manusia, vitamin C diperlukan sebagai antioksidan. Normalnya seseorang membutuhkan asupan vitamin C sebanyak 45 mg/hari, sedangkan pada kondisi tertentu misalnya ibu hamil butuh 60 mg/hari dan pada masa menyusui butuh 85 mg/hari.

Vitamin C dibutuhkan dalam kadar lebih banyak lagi jika seseorang sering terpapar polusi dari lingkungan, terutama bagi yang hidup di kota-kota besar. Polusi yang tinggi memicu radikal bebas, pemicu kanker yang bisa ditangkal dengan antioksidan.
Source : detikhealth.com

Kapan Tubuh Perlu dan Tidak Perlu Minum Suplemen?

Vitamin dan mineral sangat penting untuk tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin dan mineral dapat membantu mencegah kanker, penyakit
jantung, juga masalah kesehatan lain.


Vitamin dan mineral sangat penting untuk tubuh. Vitamin dan mineral tak hanya didapat dari makanan tapi ada juga yang berupa suplemen. Kapan tubuh perlu dan tidak perlu minum suplemen?

Kebanyakan penelitian mengenai vitamin dilakukan dari kandungannya yang terdapat makanan, bukan suplemen.

Jika Anda makan makanan yang kaya buah-buahan, sayuran dan makanan yang diperkaya vitamin mungkin Anda mendapat semua yang dibutuhkan. Tapi suplemen menawarkan kemudahan dalam menjaga kesehatan.


Apakah Anda benar-benar membutuhkan suplemen? Berikut adalah panduan cepat untuk nutrisi bermanfaat dan manfaat beberapa macam suplemen seperti dilansir Health, Rabu (24/8/2011).

1. Beta-karoten
Ditemukan pada wortel, ubi jalar, dan paprika hijau. Antioksidan ini diubah menjadi vitamin A oleh tubuh dan penting untuk penglihatan, kulit yang sehat serta membantu fungsi sistem kekebalan tubuh.

Tapi tidak ditemui bukti yang benar-benar kuat untuk merekomendasikannya sebagai pencegah kanker. Bahkan, sebuah penelitian tahun 2004 menemukan bahwa suplemen beta karoten dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok.

Maka hindari suplemen jika Anda seorang perokok dan cobalah untuk mendapat asupan beta-karoten dari buah-buahan dan sayuran, meskipun Anda perokok atau bukan.

2. Kalsium
Tubuh kita membutuhkan kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Zat ini sebagian besar ditemukan dalam produk susu seperti susu, yoghurt dan keju.

Suplemen bukan ide yang buruk jika Anda tidak suka susu. Tetapi jika Anda memiliki batu ginjal atau seorang wanita berusia 70 tahun ke atas, lebih baik tidak mengkonsumsinya. Sebuah laporan tahun 2010 menemukan bahwa suplemen meningkatkan risiko serangan jantung pada wanita pascamenopause. Jika Anda memutuskan untuk meminum suplemen, pastikan dosisnya tak lebih dari 500 miligram dalam satu kali pemakaian. Kombinasikan juga dengan vitamin D untuk meningkatkan penyerapan kalsium.

3. Asam folat
Asam folat dapat mencegah cacat tabung saraf seperti pada bayi dan sering ditambahkan dalam sereal sarapan. Ditemukan juga pada sayuran hijau, kacang-kacangan, jeruk, roti dan pasta.

Mengkonsumsi 400 mikrogram sehari dan 600 mikrogram ketika sedang hamil atau menyusui bukan tindakan yang pintar. Jumlah itu harus diperoleh dari asupan makanan, suplemen atau keduanya. Sampai saat ini, masih belum diketahui manfaat folat dalam memerangi kanker, penyakit jantung atau penyakit mental.

4. Zat Besi
Mineral ini sangat penting untuk menunjang fungsi sel-sel darah merah dan pencegahan anemia. Akan lebih baik jika tubuh mendapatkan zat besi dari sumber makanan seperti daging tanpa lemak, makanan laut, kacang-kacangan dan sayuran berdaun hijau.

Namun suplemen akan diperlukan ketika menderita anemia atau dokter meresepkannya sebelum operasi. Perempuan hamil atau sedang menstruasi mungkin juga memerlukan suplemen zat besi.

5. Multivitamin
Ada sedikit bukti penelitian yang mengungkapkan bahwa multivitamin dapat membantu mencegah kanker payudara. Namun penelitian lain mengatakan bahwa manfaat multivitamin hanya dapat mengurangi risiko kanker pada orang dengan gizi buruk. Dan sebuah penelitian besar pada tahun 2009 gagal menemukan efek multivitamin terhadap kanker atau resiko kematian pada wanita postmenopause.

Multivitamin bukan ide yang buruk jika Anda sedang bepergian. Tapi jangan berharap dapat membantu mengatasi penyakit tertentu.

6. Kalium
Kalium dapat menurunkan tekanan darah, mengatasi detak jantung yang tak teratur, dan mengatasi efek kebanyakan natrium. Ditemukan dalam pisang, kismis, sayuran hijau, jeruk, dan susu.

Untuk pengidap penyakit jantung, pertimbangkan masak-masak sebelum mengambil suplemen ini sebab dapat meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung. Perlu diketahui bahwa kalium yang terlalu banyak bisa berbahaya bagi orang yang sudah tua dan penderita penyakit ginjal.

7. Selenium
Tubuh hanya membutuhkan sejumlah kecil antioksidan yang dapat ditemukan pada daging, makanan laut, telur dan roti ini. Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 200 mikrogram selenium setiap hari mengurangi risiko prostat, paru-paru dan kanker kolorektal

Jangan mengandalkan suplemen selenium untuk menurunkan risiko kanker sebab tubuh mungkin cukup mendapatkannya dari sumber makanan.

8. Vitamin C
Banyak dipuji dapat menyembuhkan semua penyakit
dan ditemukan dalam buah jeruk, berry, brokoli dan paprika hijau. Paling sering dikenal untuk mencegah pilek. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi vitamin C secara teratur dapat mengurangi gejala pilek.


Cobalah untuk mendapat asupan vitamin C melalui makanan. Tidak apa-apa jika mengambil suplemen, terutama untuk seorang perokok atau bukan perokok yang sering terpapar asap rokok. Suplemen akan banyak berguna dalam menambah asupan untuk memerangi pilek dan batuk.

9. Vitamin D
Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium yang diperlukan tubuh untuk kesehatan tulang. Sebagian besar vitamin D diperoleh melalui paparan sinar matahari, bukan makanan. Terlalu sedikit vitamin D dapat menyebabkan osteoporosis dan rakhitis pada anak-anak. Beberapa bukti menunjukkan bahwa vitamin ini dapat mengurangi risiko diabetes tipe 1 dan 2 dan multiple sclerosis, namun para ahli masih belum menemukan kata sepakat.

Hanya sedikit saja paparan sinar matahari yang diperlukan untuk memenuhi kuota vitamin D dan beberapa makanan juga sudah diperkaya dengan vitamin D. Namun meminum suplemen mungkin ide bagus, terutama jika Anda tidak mendapat banyak paparan sinar matahari, berusia di atas 50 tahun atau berkulit gelap.

10. Vitamin E
Para peneliti sempat berpikir antioksidan ini bisa melindungi jantung. Namun eksperimen yang diterbitkan pada tahun 2005 menemukan bahwa vitamin E tidak mencegah kanker atau menurunkan risiko serangan jantung dan stroke pada perempuan setengah baya dan lebih tua. Baru-baru ini, sebuah studi tahun 2008 menyimpulkan hal yang sama untuk pria paruh baya dan lebih tua.

Lupakan suplemen dan dapatkan vitamin E dari makanan Anda. Vitamin ini banyak terkandung dalam kacang, telur, sereal, buah-buahan, dan sayuran berdaun hijau. Ingat, memasak dan menyimpan makanan bervitamin E dapat mengurangi kadar yang diperoleh tubuh.

Source : detikhealth.com

Kamis, 06 Oktober 2011

Kacang Kurangi Bahaya Penyakit Jantung



Para peneliti asal Spanyol menmukan bahwa dengan menambah porsi kacang-kacangan dalam makanan lebih baik daripada menggunakan olive oil untuk program diet. Memakan kacang-kacangan seharian penuh sekali dalam satu tahun dipercaya dapat menurunkan metabolic syndrome pada orang-orang yang sedang diet ketat.

"Yang paling mengejutkan adalah para peneliti menemukan keuntungan substantial metabolic dalam mengurangi kalori dalam tubuh," ujar JoAnn Manson dari Harvard's Brigham and Women's Hospital.

American Heart Association (AHA) mengatakan bahwa 50 juta warga AS mempunyai sindrom metabolicyang merupakan kombinasi tekanan darah tinggi dan kegemukan pada perut (abdominal obesity). [AP/L1]



sumber : inilah.com

Senin, 03 Oktober 2011

Food Coma, Penyebab Rasa Lemas Setelah Makan

via detikhealth. Setelah makan siang kadang orang secara tiba-tiba menjadi lemas, kondisi ini kemungkinan ia mengalami food coma. Sebenarnya apa yang menyebabkan seseorang mengalami food coma?

Dalam bahasa medis food coma biasa disebut dengan postprandial somnolence atau postprandial drowsiness, yaitu kondisi yang membuat seseorang merasa kantuk dan lemas setelah makan.



Berdasarkan artikel "The Price of Pigging Out: Can You Stop a Food Coma?" karangan Allison Ford, gejala yang muncul dari food coma ini adalah adanya rasa kantuk, kelesuan dan kurangnya motivasi untuk melakukan sesuatu setelah makan, sehingga seperti orang koma.

Ford memperkirakan kondisi ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatik. Ketika seseorang sedang lapar maka sistem saraf simpatik menjadi aktif dan waspada untuk mencari makanan, makanan ini akan menenangkan sistem simpatik dan secara bersamaan mengaktifkan sistem parasimpatik. Semakin banyak makanan yang dikonsumsi maka ia semakin aktif.

Sistem parasimpatik berkontribusi dalam hal respons istirahat dan mencerna, semakin banyak makanan yang dikonsumsi maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk mencerna sehingga energi untuk hal lain akan berkurang yang membuat tubuh menjadi lemas atau lesu, seperti dikutip dari Suite101.com, Jumat (30/9/2011).

Para ahli menuturkan salah satu penyebab terjadinya food coma adalah jika ia banyak mengonsumsi gula dan juga tinggi karbohidrat, semakin banyak makanan tersebut dikonsumsi akan menimbulkan banyak masalah.

Kemungkinan lainnya adalah setelah mengonsumsi tinggi karbohidrat, maka kadar insulin akan naik yang menyebabkan asam amino dari protein makanan dibawa ke dalam sel.

Salah satu asam amino yang tidak diambil oleh sel adalah triptofan, sehingga membuatnya lebih mudah diangkut ke otak. Ketika masuk ke otak maka akan diubah menjadi melatonin dan zat kimia lain yang menyebabkan kantuk serta lemas.

Untuk mencegah terjadinya food coma, usahakan tidak mengonsumsi satu porsi besar makanan sekaligus tapi dipecah menjadi beberapa porsi kecil dengan interval yang lebih sering sehingga energi yang diperlukan untuk mencerna tidak terlalu besar.

Serta tetaplah aktif dengan tidak terlalu lama tenggelam dalam sofa, mengonsumsi banyak air untuk memfasilitasi pencernaan dan membuat tubuh tetap segar.