Sabtu, 12 Maret 2011

Tidur Sehat Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

salam sehat

Jakarta, Menurunkan berat badan saat tidur mungkin terdengar seperti mimpi yang menjadi kenyataan, karena berat badan turun tanpa perlu berjuang keras. Tapi penelitian membuktikan bahwa tidur sehat bisa mempengaruhi nafsu makan yang akhirnya berdampak pada berat badan.

Hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine dan Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism menunjukkan bahwa lamanya tidur dapat mempengaruhi nafsu makan, yang akibatnya bisa juga bisa berpengaruh pada indeks massa tubuh (BMI).

Ketika orang mendapatkan tidur malam yang baik, setidaknya 8 jam, tubuh akan memproduksi hormon leptin yang mengatur nafsu makan. Dengan hormon leptin yang cukup, orang akan merasa kenyang dan puas setelah makan sehingga tidak perlu makan banyak untuk membuat perut merasa kenyang, seperti dilansir Livestrong, Selasa (12/4/2011). Merry Wahyuningsih - detikHealth

Istirahat yang memadai juga mengatur hormon ghrelin, yaitu hormon yang meningkatkan nafsu makan. Kurang tidur membalikkan efek positif, dengan membuat produksi leptin berkurang dan ghrelin lebih banyak, sehingga  orang merasa kurang puas setelah makan dan akibatnya makan lebih banyak dan lebih sering, yang berimbas dengan kenaikan berat badan.

Kurang tidur bisa membuat orang ingin makan terus dengan porsi yang lebih banyak. Ini disebabkan oleh jam internal tubuh yang tidak normal, sehingga banyak orang yang kurang tidur mengalami kenaikan berat badan secara tiba-tiba.

Selain itu, kurang tidur juga dapat membuat orang tak berenergi, sehingga mempunyai keinginan yang besar untuk makan makanan yang manis dan mengandung zat tepung, atau yang lebih buruk lagi dengan minum minuman sirup jagung fruktosa tinggi.

Makanan-makanan tersebut dapat memberikan energi secara instan tetapi menyebabkan kadar glukosa darah naik dan turun secara drastis, yang akhirnya membuat Anda lebih cepat lapar dan banyak makan.

National Sleep Foundation melaporkan bahwa tidur kurang dari 7 jam setiap malam dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes dan masalah kesehatan tambahan dalam banyak studi klinis.

Namun, tidur lebih dari 9 jam tidur per malam juga tidak baik karena bisa meningkatkan risiko stroke.

Oleh karena itu, tidurlah sehat dengan waktu yang cukup, yaitu 7-9 jam untuk orang dewasa. Tak hanya mengistirahatkan otot, tidur juga memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi hormon-hormon imunitas.
detikhealth.com

Jumat, 11 Maret 2011

Benarkah Kedelai Bikin Pria Jadi Feminin?

salam sehat


Jakarta, Kabar yang beredar di masyarakat menuturkan agar laki-laki jangan terlalu banyak mengonsumsi kedelai karena bisa membuatnya menjadi lebih feminin. Tapi benarkah kabar tersebut?

"Itu tidak mungkin, kalau ia hanya mengonsumsi kedelai dalam bentuk produk aslinya seperti tahu, tempe itu tidak mungkin membuat laki-laki jadi feminin," ujar Prof Dr Ir Made Astawan, MS selaku dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB dalam acara konferensi pers Healthylicious 2 'Gaya Hidup Sehat dengan Kedelai-The Wonder of Soy' di Hotel Nikko, Jakarta, Selasa (12/4/2011).

Prof Made menuturkan jika seseorang mengonsumsi dalam bentuk suplemen hal ini mungkin saja terjadi, karena biasanya di dalam suplemen terkandung isoflavon dalam bentuk isolatnya, yaitu sudah diisolasi sehingga didapat isoflavon yang lebih murni.

"Biasanya kalau dalam bentuk suplemen orang lebih jor-joran mengonsumsinya sehingga bisa jadi asupannya berlebihan, dan dalam penelitian itu biasanya yang digunakan dalam bentuk isolatnya," ujar Prof Made.

Kondisi ini dikarenakan senyawa fitokimia isoflavon yang terdapat di dalam kedelai memiliki struktur yang mirip dengan hormon seks estrogen yang terdapat pada perempuan.

Selain isoflavon, kedelai juga mengandung genistein dan daidzein, yang keduanya juga bertindak mirip estrogen dan dikenal sebagai fitoestrogen (estrogen yang diproduksi tanaman).

"Kacang kedelai merupakan makanan nabati yang memiliki kualitas gizi baik, dan jika dikonsumsi dalam bentuk produk aslinya tidak membuat laki-laki menjadi feminin," ungkapnya.

Karenanya jangan ragu untuk mengonsumsi produk olahan kedelai secara teratur, karena ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengonsumsi kedelai seperti menurunkan kolesterol, mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.

detikhealth.com

Kamis, 10 Maret 2011

Jalan Cepat Bakar Banyak Kalori

Jakarta, Sebagian besar masyarakat mengaku tidak memiliki banyak waktu untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik. Tapi ternyara berjalan cepat bisa membantu membakar kalori.

Salah satu cara yang bisa dilakukan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik adalah dengan berjalan kaki. Jika menggunakan angkutan umum turunlah sedikit lebih jauh dari tempat tujuan sehingga mengharuskan orang untuk berjalan, atau turun dekat tempat tujuan tapi berjalan cepat.

"Masyarakat tinggal pilih mau turun jauh lalu berjalan banyak atau turun lebih dekat tapi melakukan jalan cepat," ujar Dicky Ramadhani selaku Head of Coach Celebrity Fitness, Jakarta, Rabu (13/4/2011).

Dicky mengungkapkan jalan cepat bisa membakar kalori lebih banyak, hal ini karena saat seseorang melakukan jalan cepat ia akan meningkatkan intensitas atau beban terhadap tubuhnya.

"Selain itu olahraga tidak harus datang ke fitness center, tapi bisa dilakukan dengan banyak berjalan kaki, melakukan olahraga kecil di kantor selama 10-15 menit atau perbanyak aktivitas fisik seperti naik tangga dan jangan tergantung dengan remote," ungkap Dicky.

Dicky memberikan saran jika seseorang ingin melakukan olahraga sebaiknya memperhatikan 4 hal yang dikenal dengan FITT yaitu:
  1. Frekuensi, sebaiknya seseorang memiliki frekuensi olahraga yang tetap yaitu sebanyak 2-4 kali dalam seminggu dan jangan melebihi, karena jika berlebihan bisa menyebabkan overtraining.
  2. Intensitas, perhatikan intensitas atau beban dalam berolahraga. Beban yang diterima sebaiknya harus tetap sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
  3. Time atau durasi berolahraga, sebaiknya seseorang berolahraga maksimal 60 menit karena dalam waktu tersebut tubuh bisa memberikan rangsangan tertentu dan jika lebih dari itu bisa membahayakan tubuh.
  4. Type atau jenis olahraga yang dipilih, pilihlah cara atau tipe olahraga yang sesuai serta bisa memberikan tekanan pada otot tubuh.

Untuk mendapatkan tubuh yang sehat dipengaruhi oleh pola makan termasuk jenis makanan dan cara mengolahnya, pola aktivitas fisik serta pengaruh dari lingkungan luar ruang (outdoor) seperti cuaca, polusi dan  radiasi.

"Kontrol makanan dan perbanyak gerak, untuk pengaruh outdoor bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan antioksidan," ujarnya.
detikhealth.com

Senin, 07 Maret 2011

Menghapus Trauma dengan Menulis

Salam Sehat

Apakah Anda memiliki kebiasaan menulis buku harian? Jika ya, teruskanlah! Menulis, khususnya hal-hal yang menakutkan atau membuat trauma, ternyata berdampak positif terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini dikemukakan oleh James Pennebaker Ph.D., seorang profesor psikologi dari Universitas Texas.


Pengalaman John Mulligan

Sebagai seorang veteran perang Vietnam, Mulligan kenyang dengan pengalaman pahit. Enam tahun lalu ia seperti orang yang hilang akal, hanya berkeliaran tanpa tujuan di San Fransisco. Bahkan teman-temannya sesama veteran Vietnam melampiaskan dendam secara serabutan. Hewan ditembaki hanya sebagai kesenangan. Untungnya Mulligan tertarik mengikuti pelatihan menulis bagi veteran yang dipimpin oleh penulis terkenal: Maxine Hong Kingston. Di awal pelatihan Mulligan menulis pengalamannya yang mengerikan selama perang. Selanjutnya ia semakin yakin bahwa pengungkapan rasa takut dan cemas melalui kata-kata dapat menjernihkan pikiran dan meningkatkan semangatnya. Mulligan meninggalkan pelatihan dengan rasa senang, tanpa ketakutan yang senantiasa menghantuinya. Kini ia adalah seorang novelis yang bersemangat.

Dampak Menulis terhadap Kesehatan Fisik

James Pennebaker, Ph. D., telah melakukan belasan penelitian yang melibatkan berbagai kalangan: pelajar, ibu rumah tangga, mahasiswa bahkan narapidana. Umumnya mereka merasa lebih bahagia dan sehat setelah menuliskan kenangan pahit yang menyebatkan trauma mendalam.

Menulis tidak saja berdampak pada kondisi emosional. Dari penelitian Pennebaker di tahun 1988 yang berjudul Journal of Consulting and Clinical Psychology ditemukan bahwa sel T-lymphocite, yakni sel yang mengindikasikan bekerjanya sistem kekebalan tubuh, meningkat jumlahnya enam minggu setelah para mahasiswa melampiaskan stresnya melalui tulisan. Penelitian lainnya juga membuktikan banyak pasien semakin jarang berkunjung ke dokter dan skor tes psikologinya meningkat setelah mengikuti terapi menulis.

Bahkan Joshua Smyth, Asisten Profesor dari North Dakota State University, memberikan pernyataan yang lebih spesifik: menulis pengalaman buruk atau stres menghilangkan gejala asma dan rematik (rheumatoid arthritis). Ia melakukan penelitian terhadap 70 orang penderita asma dan rematik. Ke-70 pasien ini dibagi dalam dua kelompok. Yang pertama diharuskan menulis pengalaman pahit atau menyedihkan selama 20 menit dalam tiga hari berturut-turut. Kelompok lainnya (37 orang) menuliskan rencana kegiatan sehari-hari.

Setelah empat bulan ditemukan fakta menarik. Empat puluh tujuh persen pasien yang menulis pengalaman buruk mengalami perkembangan yang signifikan. Pasien rematik berkurang rasa sakitnya dan kapasitas paru-paru pasien asma meningkat. Sementara hanya 24% pasien dari kelompok kedua mengalami kemajuan. Hasil penelitian ini dipublikasikan 14 April 1999 dalam Journal of Consulting and Clinical Psychology.

Meskipun demikian para ilmuan belum dapat memastikan dampak menulis terhadap kondisi kesehatan. Jawabannya, menurut Pennebaker, mungkin terletak pada hubungan yang masih misterius antara stres dan penyakit. Tapi dari berbagai penelitian dapat dibuktikan bahwa stres berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan, memberi peluang timbulnya penyakit jantung dan memperlemah arthritis, asma dan berbagai penyakit lainnya.

Terapi menulis mungkin saja memberikan pengaruh serupa terhadap penderita penyakit lainnya. Pennebaker dan koleganya kini sedang menerapkan menulis sebagai terapi bagi pasien infertil dan rencananya juga akan diterapkan pada penderita kanker payudara. Mereka juga masih ingin melakukan penelitian serupa terhadap para veteran dan korban pelecehan seksual.

Menulis pengalaman pahit sebagai terapi memang tidak harus memperhatikan kaidah bahasa. Tapi tetap saja tidak mudah. Bagi pelaku, hal itu bagaikan mengorek luka lama. Mulligan sendiri harus berkali-kali menenangkan diri sebelum akhirnya mampu menyelesaikan tulisannya. Tapi penulis novel Shopping Cart Soldier ini berpendapat bahwa inilah kesempatan untuk menghadapi ’setan’ yang menghantui hidupnya. Dan ’setan’ atau musuh ini tampaknya lebih jinak di atas kertas ketimbang dalam pikiran.

http://abdoellathzietzs.blogdetik.com