Kamis, 23 Februari 2012

Dalam rangka HARI GIZI NASIONAL 25 Januari lalu,,,,
mahasiswa Gizi, Forum Mahasiswa Gizi Unhas, KSR Unhas/PMI, ISAGI (Ikatan Sarjana Gizi Indonesia) mengadakan kegiatan di ANJUNGAN PANTAI LOSARI pada hari minggu/26 februari 2012 mulai pukul 07.00 pagi - selesai.
adapun bentuk ...kegiatan:
1. Donor darah
2. Penilaian status Gizi (free)
3. Pemeriksaan Gula Darah (hanya 7rb)
4. Konsultasi Gizi (free)

mari berpartisipasi... ketahui status gizi anda segera dan bagaimana menanganinya.
sebar ke yang lain... ;-)

Rabu, 15 Februari 2012

Pentingnya Sarapan Pagi

Gaya hidup Ibu kota yang metropolis membuat waktu menjadi sangat berharga. Padatnya aktifitas terkadang membuat kita mengesampingkan hal sebenarnya sangat penting dalam menunjang aktifitas kita sehari –hari, yaitu sarapan.

Mengapa sarapan menjadi begitu penting?
Untuk beraktifitas, tubuh kita membutuhkan sejumlah energy yang didapatkan dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Rata – rata kebutuhan energi harian dengan aktifitas biasa orang dewasa berkisar antara 2200 – 2700 kilo kalori. Untuk itu kita harus mengkonsumsi makanan dengan jumlah yang sama atau lebih untuk memenuhi kebutuhan harian kita.
Sarapan menjadi penting karena tubuh kita mendapatkan asupan makanan untuk pertama kali di pagi hari setelah kita tidur sepanjang malam dan sebelum kita melakukan aktifitas. Saat kita tidur, tubuh kita tetap membakar kalori walaupun dalam jumlah rendah yaitu 65 kilokalori/jam. Sehingga kita membutuhkan sumber energi baru untuk memulai aktifitas.
Sarapan sama hal dengan mengisi bensin pada mobil yang akan kita kendarai sepanjang hari, hanya saja mobil tersebut memiliki tangki bahan bakar yang kecil, sehingga harus diisi beberapa kali dalam sehari. Saat pagi hari, bahan bakar yang ada di dalam mobil hampir habis, sehingga harus diisi kembali sebelum mobil tersebut dipakai.

Apa saja keuntungan yang didapat dengan sarapan?
Sarapan yang sehat memiliki beberapa keuntungan, antara lain: mencukupi kebutuhan nutrisi harian, meningkatkan konsentrasi belajar maupun bekerja, memberikan energi untuk aktifitas fisik, menjaga berat badan ideal, menurunkan resiko diabetes, hipertensi dan membantu menjaga kadar kolesterol darah, mencegah stroke, penyakit jantung bahkan kanker usus besar. Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa diantaranya.
 
Menjaga berat badan ideal dan mencegah obesitas
Sarapan membuat tubuh kita terhindar dari kelaparan sampai saatnya makan siang, dengan demikian seseorang akan cenderung untuk makan secukupnya pada saat makan siang dengan pilihan makanan yang sehat, karena dirinya merasa tidak terlalu lapar. Dibandingkan dengan orang yang tidak sarapan, maka pada saat makan siang, orang tersebut cenderung untuk makan sepuasnya sebagai “balas dendam” karena kelaparan. Hal ini membuat intake kalori orang tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang sarapan. Sehingga orang yang tidak sarapan cenderung menderita obesitas/ kegemukan.
Menurunkan resiko diabetes
Menyambung dari tulisan diatas, makan makanan dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat membuat kerja pancreas (organ penghasil hormone insulin) menjadi lebih berat, karena harus mensekresikan insulin dalam jumlah yang banyak, untuk menjaga kadar gula darah. Apabila terus menerus terjadi, maka lama kelamaan pancreas tidak dapat mengsekresikan insulin secara maksimal, sehingga kadar gula darah menjadi tinggi dan dapat terjadi diabetes.
Mencegah hipertensi dan menjaga kadar kolesterol darah
Menurut jurnal dari American Heart Association, dengan mengkonsumsi makanan dari gandum utuh seperti sereal maupun roti, dapat menurunkan terjadinya resiko hipertensi. Demikian pula pernyataan dari Dr. James W Anderson, professor ahli gizi dari fakultas kedokteran Universitas Kentucky, menyatakan makanan dari gandum (oatmeal) merupakan salah satu makanan yang terbaik dalam menjaga kadar kolesterol darah. Dan menurut penelitian terakhir, selain manfaat diatas, gandum juga memiliki manfaat dalam menurunkan resiko diabetes tipe 2 dan obesitas.
Mencegah terjadinya polip dan kanker usus besar
Mengkonsumsi makanan tinggi serat pada saat sarapan seperti sereal, roti gandum, dan buah – buahan dapat menurunkan resiko terjadinya polip dan kanker usus besar.
Dengan memiliki berat badan ideal, terjaganya kadar gula darah dan kolesterol, maka resiko untuk terkena penyakit – penyakit seperti sindroma metabolic, penyakit jantung dan stroke menjadi lebih rendah, disertai dengan olah raga teratur dan gaya hidup yang baik.
Bagaimana mempersiapkan sarapan yang baik?
Berikut ini adalah beberapa pilihan makanan yang dapat dijadikan menu untuk sarapan pagi.
• Gandum Utuh: Roti tawar dari gandum utuh, sereal gandum, biscuit gandum, kue gandum.
• Makanan berprotein rendah: selai kacang, daging tanpa lemak, ikan, telur rebus.
• Produk susu rendah lemak: susu skim, yogurt, keju rendah lemak
• Buah – buahan dan sayuran: Apel, pear, pisang, wortel, selada, dll (apa bila di buat jus, jangan ditambahkan gula atau pemanis buatan)
Bahan – bahan diatas dapat dikombinasikan menjadi menu makanan yang menarik, seperti Sandwich, Roti selai kacang, roti bakar, omelet, telur mata sapi, jus buah – buahan, milkshake, dan lain sebagainya. Makanan tersebut dapat dibuat dengan waktu yang singkat, dan apabila ada beberapa menu yang membutuhkan waktu, dapat dibuat pada malam sebelumnya, sehingga pada pagi hari, tidak terlalu lama untuk mempersiapkannya kemudian.
Ukuran dari sarapan tersebut dapat disesuaikan dengan aktifitas kita. Semakin berat aktifitas yang akan kita jalani, maka porsi sarapan dapat dibuat lebih banyak. Untuk orang dengan kelebihan berat badan/ obesitas, sebaiknya sarapan dengan porsi kecil saja, sehingga jumlah kalori yang dikonsumsi perhari tidak berlebihan dan dapat membantu menurunkan berat badan.
Sarapan sesudah atau sebelum olah raga?
Sebaiknya sarapan dilakukan 2 jam sebelum berolahraga, agar tubuh memiliki waktu untuk menyerap dan mengolah makanan menjadi energy. Sehingga saat berolahraga, tubuh tidak mudah terasa lelah dan lemah. Apabila anda tidak memiliki banyak waktu, maka sebelum berolah raga dapat mengkonsumsi beberapa makanan ringan seperti biskuit, kemudian dilanjutkan dengan sarapan setelah berolah raga.
Nah, banyak bukan manfaat dari sarapan? Sebuah hal sepele yang memiliki banyak manfaat. Semoga dengan informasi yang didapatkan, kita dapat mulai menerapkan sarapan pagi sebagai gaya hidup sehat mulai dari sekarang.

Sumber refrensi:
• Sherwood, Lauralee. Human Physiology from cells to systems. Edisi 5. Thomson Learning. USA. 2004
• Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Edisi 1. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.2009
• Zelman, Kathleen M. The Many Benefits of Breakfast. WebMD. Available online on http://www.webmd.com/diet/features/many-benefits-breakfast?page=1
• Harvard Health Publications. Weight loss and breakfast: Breakfast benefits health and can aid in weight loss. Harvard medical school. Available online on http://www.health.harvard.edu/press_releases/weight_loss_healthy_breakfast
• Mayo Clinic Staff. Healthy breakfast: Quick, flexible options to grab at home. Mayo Clinic. Available online on http://www.mayoclinic.com/health/food-and-nutrition/NU00197
• The Best Breakfast: Eating oatmeal reduces cholesterol, and much more. What Doctors Don’t Tell You. Available online on http://www.wddty.com/the-best-breakfast-eating-oatmeal-reduces-cholesterol-and-much-more.html
• Kochar, Jinesh et all. Cereal Consumption and Hypertension in the Physicians’ Health Study. American Hearth Assosiation. 2011.
• Insulin resistance pathophysiology. News Medical. Available online on http://www.news-medical.net/health/Insulin-Resistance-Pathophysiology.aspx

Senin, 13 Februari 2012

Mengelola Zat Gizi Secara Tepat



Mengelola Zat Gizi Secara Tepat
 Dalam menyusun menu makanan sehat dahulu kita mengenal sebutan 4 Sehat 5 sempurna, dimana komposisi makanan yang kita konsumsi terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayur mayur, buah serta susu.
Saat ini dikenal 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, yaitu :
1. Makanlah aneka ragam makanan setiap hari, yaitu makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein) serta zat pengatur (vitamin dan mineral)
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi, yaitu makanan terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak,
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Konsumsi gula sebaiknya dibatasi 5% dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok per hari. Seyogyanya sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4 piring nasi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Mengkonsumsi lemak berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner,
5. Gunakan garam beryodium untuk mencegah timbulnya gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). GAKI dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan anak, penyakit gondok, dan kerdil. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari,
6. Konsumsi zat besi. Sumber yang baik adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur, dan daging,
7. Berikan ASI. ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, berikan ASI Eksklusif 6 bulan.

8. Biasakan sarapan pagi. Sarapan bermanfaat untuk memelihara ketahanan fisik, produktivitas kerja, konsentrasi belajar,
9. Minum air bersih, aman, dan cukup jumlahnya yaitu minimal 2 liter atau setara dengan 8 gelas per hari,
10. Lakukan olahraga teratur,
11. Hindari minum minuman beralkohol,
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas dari cemaran bahan kimia dan mikroba berbahaya,
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui komposisi bahan penyususn, komposisi gizi, serta tanggal kadaluarsa.
Penyusunan menu yang seimbang dimulai dari memperhatikan aneka ragam pangan yang mengadung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, serta menerapkan 13 pesan dasar gizi seimbang diatas adalah sesuatu yang penting, namun yang tak kalah pentingnya setelah menu yang seimbang dirancang adalah proses pengolahan makanan. Pengolahan makanan di dapur rumah tangga sebelum dikonsumsi diantaranya adalah penyiangan bahan makanan, pencucian, pemotongan, dan proses pemasakan. Proses-proses tersebut dapat mengurangi kandungan zat gizi dari suatu bahan makanan apabila tidak tepat dalam mengolahnya.
Dalam penyiangan bahan makanan, kita memotong atau menyingkirkan bahan makanan yang tidak dapat dimakan, rusak atau busuk, kulit luar atau biji yang tidak dapat dimakan, batang yang keras yang tidak dapat dimasak. Dalam hal pembuangan kulit buah yang terlalu tebal dapat menyebabkan cukup banyak zat gizi yang terbuang. Para ahli berpendapat, buah yang berkulit tipis sebaiknya dimakan utuh tanpa membuang kulitnya, seperti buah jambu, apel, anggur, pir karena banyak zat gizi pada lapisan luar dari daging buah dalam konsentrasi lebih dibandingkan dengan di dalam daging buahnya.Dalam proses ini zat-zat terbuang tidak begitu banyak sehingga tidak berarti bagi penurunan nilai gizi zat makanan yang dikonsumsi.
Proses yang penting berikutnya adalah mencuci bahan makanan yang akan dimasak, karena di pasar seringkali tidak terbungkus atau terlindungi, dalam pertanian seringkali menggunakan zat-zat racun pembasmi hama, selain itu untuk bahan sayur seperti kol, kangkung mungkin disiram menggunakan air yang tidak bersih, maka pencucian bahan makanan menjadi penting. Mencuci bahan makanan sebaiknya dilakukan dengan air mengalir dan lebih baik dikerjakan sebelum bahan makanan dipotong-potongatau dirajang karena ada zat-zat gizi yang mudah terlarut dalam air dan dapat ikut terbuang dengan air pencuci tersebut.
Bahan makanan biasanya dipotong, dirajang, atau bahkan dihaluskan dengan tujuan agar ukuran menjadi lebih kecil sehingga mudah untuk dimasukkan ke dalam mulut. Proses ini apabila dilakukan dengan benar akan menurunkan nilai gizi bahan makanan. Makanan yang telah dirajang atau dihaluskan jangan terlalu lama dibiarkan terbuka di udara luar karena zat-zat gizi tertentu seperti vitamin dapat rusak.

Dalam pembuatan makanan proses selanjutnya adalah pemasakan, yaitu pengolahan dengan menggunakan panas, maupun dengan bahan kimia. Dalam pemasakan makanan menggunakan panas, ada beberapa hal yang terjadi yaitu dengan menggunakan panas makanan dapat menjadi lebih dapat dicerna, dengan pemanasan yang tinggi dan lama akan membunuh mikroba yang mungkin dapat menyebabkan penyakit, panas dapat menetralkan pengaruh zat-zat beracun yang secara alami terdapat pada bahan makanan, dan panas juga dapat mengubah zat gizi menjadi menguntungkan kepada karbohidrat dan protein sehingga meningkatkan nilai gizinya.
Namun, tak boleh dilupakan pemanasan juga memiliki pengaruh negatif terutama bila dengan suhu terlalu tinggi, diantaranya dapat mengakibatkan perubahan kepada karbohidrat dan protein sehingga menurunkan nilai gizi bahkan menjadi tidak berguna bagi tubuh. Pemanasan dengan suhu terlalu tinggi juga dapat menimbulkan zat pemicu kanker, misalnya pada makanan yang hangus. Maka pemanasan harus diperhatikan dengan baik suhu yang tinggi namu tidak berlebihan dan tidak terlalu lama dalam memasak. Lama dan tinggi suhu dalam memasak tergantung dari jenis makanan masing-masing.
Dalam memasak kita mempergunakan pengolahan kimia. Misalnya dalam pembuatan acar, dilakukan penambahan asam cuka, hal ini akan berpengaruh atas zat-zat gizinya, namun keasaman atau pH yang rendah tersebut akan membunuh mikroba yang mencemari, acar tidak mudah busuk, dan banyak vitamin yang stabil pada kondisi ini. Contoh lainnya adalah perebusan bahan makanan dengan menambahkan soda kue agar cepat empuk, pada kondisi demikian zat gizi terutama vitamin menjadi rusak begitu pula dengan protein.
Dengan demikian mulai sekarang kita dapat mengatur menu sehat yang seimbang bagi diri sendiri dan keluarga dan mengolahnya dengan tepat sehingga zat gizi yang terkandung didalamnya dapat terjaga dengan baik dan menjadi manfaat bagi tubuh.
Sumber :
Dedeh. Hidup Sehat Melalui Gizi Seimbang. 2011. Diunduh dari : www.rshs.or.id/2011/12/hidup-sehat-melalui-gizi-seimbang/, pada tanggal : 28 Desember 2011.
Diunduh dari : www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0212/19/gizi4.htm, pada tanggal : 28 Desember 2011.
Sediaoetama Adj. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid II. 2006. Dian Rakyat : Jakarta.

Minggu, 05 Februari 2012

Bahan Tambahan Berbahaya



Akhir-akhir ini di media banyak diberitakan tentang penggunaan bahan kimia berbahaya dalam makanan, mulai dari boraks sampai aspartan. Tentu saja ini membuat kita galau berat kala ingin jajan makanan. Di satu sisi perut kita sudah cenat-cenut minta diisi namun di sisi lain kita masih bertanya-tanya apakah jajanan yang ada tidak menggunakan bahan berbahaya. Belum lagi kesibukan kita yang menumpuk menyebabkan kita tidak sempat memasak sendiri. 

Kegalauan ini menimbulkan pertanyaan.

Kenapa sih banyak pedagang nakal yang menggunakan bahan berbahaya berkelaiaran? Apakah tidak ada peraturan pemerintah tentang penggunakan bahan berbahaya?

Sebetulnya pemerintah memiliki peraturan tentang bahan pangan yang dilarang. Hal ini diatur dalam Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 dan No 1168/Menkes/Per/X/1999, bahan tambahan yang dilarang adalah:
  1. Natrium Tetraborat  ( Borax)
  2. Formalin (Formaldehyde)
  3. Minyak Nabati yang di Brominasi/ Brominated vegetable oil.
  4. Kloramfenikol ( Chlorampenicol )
  5. Kalium Klorat  ( Potassium Chlorate )
  6. Diethil pirokarbonat  (Diethyl Pyrocarbonate, DEPC)
  7. Nitrofurazon (Nitrofurazon)
  8. P-Penetilkarbamida ( P-Penethylcarbamide, dulcin,4-ethoxy phenil uea)
  9. Asam Salisilat dan Garamnya ( salicylic acid and its salt)
Menurut Permenkes  No 1168/Menkes/Per/X/1999, ada tambahan bahan yang tidak diperbolehkan untuk makanan yaitu: Rhodamin B (pewarna merah), Methanyl Yellow (pewarna kuning), Dulsin (pemanis sintesis) dan Potassium Bromat (pengeras).


 Pedagang yang menggunakan bahan berbahaya sendiri dapat dijerat dengan UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Di dalam bab III pasal 4 dijelaskan salah satu konsumen berhak atas kenyamanan, KEAMANAN, dan KESELAMATAN dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Ancaman pidana bagi pelanggar Undang-Undang ini beragam, mulai dari ancaman pidana 5 tahun sampai denda 2milyar.

Namun agaknya peraturan ini belum cukup disosialisasikan dan ditegakkan sehingga masih banyak pedagang yang berbuat curang dan membahayakan kesehatan kosumennya.