Selasa, 17 Juli 2012

Puasa, Gizi dan Kesehatan

Hai formaziers ! Wah, tak terasa tinggal menghitung hari lagi bulan suci Ramadhan tiba. Nah, yuk simak artikel berikut ini, semoga bermanfaat yaa. Semoga puasa dan ibadah-ibadah lainnya berkah. Dan tetap sehat luar biasa pastinya :)

Puasa Ramadhan sebagai wujud ketakwaan kepada Allah SWT hukumnya wajib bagi setiap umat beriman. Di dalam pelaksanaannya sering timbul berbagai pertanyaan menyangkut bagaimana dampak puasa terhadap keadaan gizi seseorang, gizi apa saja yang perlu diperhatikan selama bulan puasa, dan bagaimana hubungan puasa dengan kesehatan ?

Puasa sebagaimana dilakukan umat Islam tergolong sebagai partial fasting, karena puasa ini dibatasi makan sahur dan buka puasa. Di bidang ilmiah dikenal pula adanya prolonged fasting atau puasa terus-menerus. Puasa ini dilakukan untuk mengetahui daya tahan seseorang setelah sekian hari tidak makan kecuali minum, serta akibatnya terhadap beberapa karasteristik kesehatan.

Di dalam partial fasting atau puasa Ramadhan sebenarnya yang terjadi adalah perubahan pola makan, dari semula tiga kali sehari menjadi dua kali sehari. Diperkirakan perubahan frekuensi makan ini secara kuantitatif menurunkan jumlah asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu dalam seminggu pertama biasanya terjadi penurunan berat badan karea tubuh kita kaget menerima masukan gizi yang lebih sedikit daripada biasanya. Setelah itu, tubuh akan menyesuaikan diri sehingga perubahan frekuensi makan ini tidak lagi mengagetkan tubuh.

Namun demikian, setelah berpuasa satu bulan penuh pada sebagian individu penurunan berat badan tetap terjadi dan pada sebagian individu lainnya malah mengalami peningkatan berat badan. Penurunan atau peningkatan berat badan selama bulan puasa diperkirakan hanya sekitar 5%, dan ini merupakan hal yang wajar serta tidak akan mendatangkan dampak buruk terhadap status gizi seseorang.

Dengan penurunan atau peningkatan berat badan 5% selama bulan puasa tampaknya IMT seseorang tidak akan berubah banyak. Jadi puasa Ramadhan sebaiknya tidak diniatkan sebagai upaya diet, tetapi niat untuk memenuhi perintah wajib dari Allah SWT. Apalagi banyak orang yang berpuasa tetapi tidak dapat mengendalikan nafsu makannya ketika berbuka. Ini tentu berbeda dengan orang yang benar-benar melakukan diet untuk menguruskan berat badan dengan memangkas asupan kalori dan meningkatkan aktivitas fisik untuk membakar energi.

Meskipun dengan berpuasa ini frekuensi makan kita berkurang, namun umumnya kualitas gizi bertambah. Hal ini bisa dilihat dari sajian buka puasa yang biasanya sangat lengkap dan mengundang selera. Ini yang menyebabkan mengapa berat badan meningkat meskipun sedang berpuasa.

Dari segi gizi dianjurkan makanan sahur sebaiknya juga disiapkan secara lengkap. Apalagi makan sahur ini akan mempersiapkan tubuh kita untuk melakukan aktivitas sepanjang hari. Oleh karena itu menu 4 sehat 5 sempurna hendaknya bisa tersaji di saat sahur. Meski selera makan ketika sahur biasanya kurang baik, namun harus dipaksakan agar gizi yang dikonsumsi memenuhi syarat kuantitas dan kualitas. Waktu sahur juga seyogyanya dilakukan menjelang imsak sehingga jumlah jam puasa tidak terlalu panjang.

Nasihat Nabi Muhammad SAW agar kita berbuka puasa dengan manis-manis tentu ada maksudnya. Dari segi gizi, makanan yang manis-manis mengandung karbohidrat sederhana yang mudah dipecah oleh sistem enzim dalam tubuh kita.

Seringkali ketika berbuka puasa orang mendahulukan berbagai snack dan baru makan lengkap setelah sembahyang tarawih. Ini yang perlu dikoreksi. Snack yang disediakan saat berbuka biasanya kaya kalori, baik berupa snack manis seperti kue-kue atau gorengan yang mengandung tinggi lemak. Di saat tubuh kita sudah kenyang karena konsumsi snack yang berlebihan, sebenarnya kuantitas dan kualitas gizinya masih kurang.

Oleh karena itu orang cenderung makan sedikit karena perut sudah tidak bisa lagi menampung menu 4 sehat 5 sempurna. Padahal menu lengkap inilah yang akan menopang gizi dan kesehatan kita. Sebaiknya ubah pola makan berbuka yang salah dan segera perbaiki yaitu makanan manis ketika bedug maghrib dan diikuti dengan makanan lengkap setelah sembahyang maghrib. Snack baru dimakan setelah kita mengonsumsi makanan lengkap.

Bagi orang yang sakit maag, sebelum berpuasa sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Sebagaimana diketahui sakit maag mempunyai tahapan-tahapan. Bila tahapannya sudah kronis dan gawat, maka puasa mungkin tidak dianjurkan. Tuhan sendiri beri keringanan bagi orang-orang seperti itu dengan kewajiban membayar fidyah bila meninggalkan puasa dan pahalanya Insya Allah tetap sama seperti orang yang berpuasa.

Sumber: Buku Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan (Prof.Dr.Ir Ali Khomsan) halaman 163-166

3 komentar:

  1. Komeng:
    1. Agak ambigu krasa ini kalimat; "...hukumnya wajib bagi setiap umat beriman."
    2. Masih pke ini di'? > "...menu 4 sehat 5 sempurna .."
    3. "Nasihat Nabi Muhammad SAW agar kita berbuka puasa dengan manis-manis.." > Setau Sy, Rasulullah nda prnah menasehati kita utk brbuka dg cara kyk gtu. Yg ada itu kurma, klo nda ad kurma, dg air. Mgkn bisaq jg dek jln2 ke http://angriavan.blogspot.com/2012/07/berbuka-dengan-yang-manis.html :D

    BalasHapus
  2. makasih kanda komentar ta :)
    hmm ini saya posting berdasarkan referensi dan sumber dari bukunya kak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahun brp itu bukunya? Msh pke 4S5S d?
      Yah.. mgkn bs dipilah2 gtu..

      Hapus